LAMPUNG - Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Komite Wartawan Reformasi Indonesia (DPP-KWRI), Ozzy S Sudiro, menegaskan pentingnya menjaga integritas dan kualitas pers dalam menghadapi tantangan zaman. Menurutnya, wartawan yang tergabung dalam KWRI Lampung harus berperan sebagai pilar utama dalam menciptakan insan pers yang sehat, cerdas, dan berwibawa.
Hal ini diutarakan Ozzy dalam acara pelantikan pengurus Dewan Pimpinan Daerah dan Dewan Pimpinan Cabang KWRI se-Lampung yang digelar di Pondok Rimbawan, Jalan Diponegoro No. 154, Sumur Batu, Kecamatan Teluk Betung Utara, Bandar Lampung, pada Rabu, 11 September 2024. Acara ini menjadi momen penting untuk mengukuhkan kembali semangat profesionalisme di kalangan wartawan yang tergabung dalam organisasi tersebut.
Dalam sambutannya, Ozzy menekankan bahwa pers memiliki tanggung jawab besar dalam memberikan bimbingan, penerangan, dan konfirmasi di tengah situasi ruang publik yang semakin kompleks.
“Pers harus cerdas dan independen. Ini bukan hanya soal menjaga jarak, tapi juga memastikan bahwa kebenaran selalu menjadi prioritas utama dalam setiap pemberitaan, ” ujar Ozzy dengan tegas.
Selain itu, ia juga mengingatkan pentingnya menjaga kompetensi, niat baik, dan etika dalam menjalankan tugas jurnalistik. Ozzy menegaskan bahwa wartawan tidak hanya berperan sebagai pengawas sosial, tetapi juga harus kritis dalam semangat membangun bangsa.
Di tengah berbagai tantangan yang dihadapi bangsa, menurut Ozzy, pers memiliki peran strategis untuk mengambil bagian dalam berbagai sektor kehidupan. Pers harus hadir sebagai solusi atas berbagai persoalan, dengan menjalankan tugas dan fungsinya secara profesional dan bertanggung jawab.
"Wartawan harus berani menyuarakan kebenaran dan melawan segala bentuk kejahatan, kebodohan, kemiskinan, serta ketidakadilan. Semangat mengembalikan kedaulatan pers yang bertanggung jawab dan berpedoman pada nilai-nilai kebangsaan harus selalu dikobarkan, " tegasnya lagi.
Ozzy menambahkan, agar kedaulatan pers dapat dikembalikan, perlu adanya kondisi yang kondusif seperti iklim demokrasi yang sehat, serta pendidikan dan pelatihan yang memadai untuk wartawan. Kesejahteraan wartawan juga menjadi faktor penting dalam menjaga semangat juang reformasi agar terwujudnya negara yang demokratis, sehat, dan sejahtera.
Mengenang sejarah KWRI, Ozzy menyebutkan bahwa organisasi ini didirikan pada 22 Mei 1998, tepat beberapa hari setelah era reformasi. Semangat mendirikan KWRI adalah untuk mengusung kemerdekaan pers yang bermartabat. Dalam perkembangannya, KWRI bersama beberapa organisasi pers turut menginisiasi lahirnya Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers.
“Lahirnya Undang-Undang Nomor 40/1999 tentang Pers memberikan angin segar dan semangat baru bagi rekan-rekan pers. Media cetak dan online pun tumbuh dan berkembang hingga pelosok daerah, seiring dengan penguatan organisasi pers melalui pembentukan Majelis Pers dan dorongan penguatan Dewan Pers, ” jelasnya.
Menutup sambutannya, Ozzy menekankan perlunya pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan kualitas wawasan dan pemahaman tugas seorang jurnalis, terutama bagi wartawan pemula, agar kompetensi mereka dapat diandalkan. Dengan demikian, KWRI akan tetap relevan dan berperan aktif dalam memajukan pers di Indonesia.(Abri)